Memahami Cara Kereta Api Berpindah Jalur

Tabel of Content [View]

Hampir setiap orang mengenal apa itu kereta api, karena kereta api adalah salah satu moda transportasi yang paling populer di dunia. Kereta api dapat mengangkut penumpang dan barang dengan cepat, efisien, dan aman. Namun, bagaimana cara kereta api berpindah jalur? Apa yang membuat kereta api dapat bergerak dari satu rel ke rel lainnya tanpa terguling atau menabrak? Pada postingan kali ini  ini, kita akan membahas dan memahami cara kereta api berpindah jalur dengan menggunakan alat yang disebut persinyalan dan wesel.

Selain itu kita juga akan mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi proses perpindahan jalur, seperti kecepatan, jarak, dan jenis rel. 

Memahami Cara Kereta Api Berpindah Jalur


Memahami Cara Kereta Api Berpindah Jalur

Apa itu Persinyalan dan Wesel?

Persinyalan adalah sistem yang mengatur lalu lintas kereta api dengan menggunakan sinyal cahaya, suara, atau elektronik. Persinyalan bertujuan untuk memberitahu masinis tentang kondisi jalur, seperti apakah jalur bebas, buntu, atau bercabang. Persinyalan juga memberitahu masinis kapan harus berhenti, melambat, atau mempercepat.

Wesel adalah alat yang digunakan untuk mengubah arah rel kereta api. Wesel terdiri dari dua atau lebih rel yang dapat digerakkan secara mekanis atau elektronik untuk membentuk sudut cabang. Wesel biasanya dipasang di titik-titik bercabang jalur, seperti stasiun, depo, atau persimpangan. Wesel memungkinkan kereta api untuk berpindah jalur sesuai dengan tujuan atau rute yang diinginkan.

Bagaimana Cara Kereta Api Berpindah Jalur?

Cara kereta api berpindah jalur adalah sebagai berikut:
  1. Masinis menerima informasi dari persinyalan tentang jalur yang akan dilewati. Persinyalan dapat berupa lampu, bel, atau layar yang menunjukkan warna, angka, atau simbol tertentu. Misalnya, warna hijau berarti jalur bebas, warna merah berarti jalur buntu, dan warna kuning berarti jalur bercabang.
  2. Masinis menyesuaikan kecepatan kereta api sesuai dengan sinyal yang diterima. Kecepatan kereta api harus disesuaikan agar tidak terlalu cepat atau terlalu lambat saat berpindah jalur. Jika terlalu cepat, kereta api dapat terguling atau menabrak. Jika terlalu lambat, kereta api dapat terhenti atau tersendat-sendat.
  3. Masinis mengoperasikan wesel untuk mengubah arah rel kereta api. Wesel dapat dioperasikan secara manual dengan menggunakan tuas, roda, atau kunci. Wesel juga dapat dioperasikan secara otomatis dengan menggunakan sistem elektronik yang terhubung dengan persinyalan. Wesel harus dioperasikan dengan tepat agar rel kereta api dapat menyambung dengan lancar dan tidak menyebabkan celah atau retak.
  4. Kereta api bergerak dari satu rel ke rel lainnya sesuai dengan arah wesel. Kereta api harus bergerak dengan hati-hati dan stabil saat berpindah jalur. Kereta api juga harus memperhatikan jarak antara rel yang bercabang. Jarak yang terlalu dekat atau terlalu jauh dapat menyebabkan kereta api tergelincir atau terjepit.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Perpindahan Jalur

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses perpindahan jalur adalah sebagai berikut:

  1. Kecepatan kereta api. Kecepatan kereta api harus disesuaikan dengan kondisi jalur, seperti lebar, panjang, dan kemiringan. Kecepatan kereta api juga harus disesuaikan dengan jenis kereta api, seperti penumpang, barang, atau metro. Kecepatan kereta api yang ideal untuk berpindah jalur adalah antara 30-60 km/jam.
  2. Jarak antara rel yang bercabang. Jarak antara rel yang bercabang harus disesuaikan dengan radius lengkung rel. Radius lengkung rel adalah jarak antara titik pusat lengkungan rel dan titik tengah rel. Radius lengkung rel yang besar berarti jarak antara rel yang bercabang juga besar, dan sebaliknya. Jarak antara rel yang bercabang yang ideal adalah antara 1-3 meter.
  3. Jenis rel kereta api. Jenis rel kereta api dapat mempengaruhi bentuk, ukuran, dan bahan wesel. Jenis rel kereta api yang umum digunakan adalah rel baja, rel beton, atau rel komposit. Rel baja adalah rel yang terbuat dari baja paduan yang kuat dan tahan karat. Rel beton adalah rel yang terbuat dari beton bertulang yang kokoh dan tahan lama. Rel komposit adalah rel yang terbuat dari campuran bahan seperti plastik, karet, atau kayu.
Dengan memahami cara kereta api berpindah jalur, kita dapat mengapresiasi teknologi dan keamanan yang ada di balik moda transportasi yang sangat populer ini.


Mungkin Anda tertarik membaca:


Artikel ini saya tulis karena rasa penasaran saya, mengapa dua kereta api yang saling berlawanan arah bisa berada di satu jalur, hingga kecelakaan kereta api seperti di Cicalengka Bandung bisa terjadi.